This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selamat datang di web kami,silahkan pilih informasi yang anda butuhkan. Mari berbagi :)

“Jika pertumbuhan perusahaan Anda lebih kecil dari pertumbuhan industri, mulailah melakukan retargeting, dan bila perlu repositioning, peremajaan merek (bukan mengganti merek).” –Yuliana Agung–.

Friday, September 9, 2011

Attraction Power



Merebutkan perhatian konsumen adalah satu langkah penting untuk memenangkan persaingan. Bagaimana menarik perhatian konsumen atau calon konsumen di toko/ warung/ pasar swalayan / tempat pameran?... butuh strategi khusus dalam hal ini, karena di sana pulihan ribu produk lain saling bersaing merebutkan PERHATIAN. Ada yang menyebutnya stategi Visual Merchandising. program ini dipakai untuk menjangkau jutaan orang yang berbelanja (The right people), menjangkau konsumen disaat yang tepat (The Right Time), dan emnjangkau konsumen ditempat yang tepat (The Right Place).
Ketrampilan dalam dibutuhkan dalam Visual Merchandising :

Five Ways Small Businesses Can Beat Rising Mail Costs


Five Ways Small Businesses Can Beat Rising Mail CostsHere's a not-so-special delivery: The U.S. Postal Service may be insolvent by the end of the month. Hobbled by shrinking revenue and an arcane rule that requires USPS to prefund retiree health benefits where other agencies can pay as they go, the agency is contemplating shedding 3,700 post offices and hundreds of thousands of jobs.
There will no doubt be some legislative action to keep USPS afloat -- a couple of reform bills were already in the works in Congress before this announcement. The bottom line, however, remains the same: Prices will likely continue to rise while services may decline, with Saturday delivery likely next on the chopping block.
For small business owners, it may be time to review mailing habits to find a more reliable, cost-effective way to get your message to customers. Here are five suggestions:
1. Plan better. Having to spring for overnight delivery costs a bundle. Push back your mailing deadlines and send letters and packages by regular mail. As USPS deliveries may slow down, this could be even more important.

Lakukan Segmentasi Hanya Jika Perlu! (1)


Ketika datang melayani pelanggan, sebuah produk dapat memilih dua jalan. Pertama, produk-produknya akan dibuat standar untuk semua pelanggan. Yang kedua, tiap produk akan dibuat berbeda untuk tiap pelanggan. Henry Ford pada 1908 berbicara tentang Model T, “Setiap pelanggan dapat memiliki mobil dicat dengan warna apapun sesuai yang ia inginkan selama itu adalah hitam”. Setelah beberapa tahun kemudian, Henry Ford mengembangkan warna lain, sesuai dengan keinginan konsumen, setelah teknologi perakitan dan pengecatan yang lebih efektif ditemukan.

http://questionpro.files.wordpress.com/2010/08/istock_000009458297xsmall.jpg

Wednesday, September 7, 2011

Dengarkanlah Ketika Ia Diam


Ilustrasi dari http://ocw.hcmuaf.edu.vn

Mungkin Anda sering mengalami saat Anda bertanya pada teman perempuan Anda mengenai keadaan mereka, mereka selalu menjawab “Aku baik-baik saja.” Padahal, Anda bertanya seperti itu setelah melihat parasnya tampak sedang menyimpan sedih. Seringkali, bagi pria, hal ini dilewatkan begitu saja. Paling, ia hanya membalas “O, Okay, kalau begitu” dan lalu berlalu begitu saja. Selanjutnya, apakah teman perempuan Anda bereaksi dengan mendiamkan Anda untuk beberapa waktu atau lebih ekstrem lagi menjadi luar biasa marah pada Anda karena merasa tidak Anda perhatikan? Saya yakin keduanya pasti sering Anda alami—khususnya para pria.
Ketika perempuan sedang menghadapi masalah, biasanya mereka cenderung diam. Mereka akan sangat senang bila ada yang memberi perhatian padanya dengan sekadar bertanya tentang keadaan mereka.  Bertanya tentang keadaan adalah sebuah langkah yang baik. Tapi, hal ini tidak cukup. Ketika perempuan itu menjawab tidak ada masalah, sebaiknya Anda tidak langsung berlalu begitu saja. Sebenarnya, perempuan ingin ditanyai  lebih lanjut mengapa muka mereka masam alias tidak ceria dan sebagainya.

Seni Membuat Pertanyaan

Seberapa baik Anda bertanya? Banyak orang tidak berpikir mengenai bagaimana menjawab pertanyaan, tetapi tidak memikirkan bagaimana membuat pertanyaan. Apabila harus menuliskan kelebihan, Anda pasti tidak menuliskan “kemampuan untuk mengajukan pertanyaan” pada daftar kompetensi. Padahal, mengajukan pertanyaan secara efektif adalah bagian dasar pekerjaan yang membantu kita memfokuskan diri pada suatu pekerjaan.
Http://pattyfroese.com/wp-content/uploads/2011/03/question.jpg


Secara tidak sadar, kita sebenarnya telah menjadi penanya yang baik. Misalnya, ketika presentasi dilakukan dan kita merasa ada yang janggal atau tidak dimengerti, maka bahasa tubuh kita akan menunjukkan kegusaran. Akan tetapi, kita tidak mau atau mungkin malu bertanya, bahkan bingung hal apa yang seharusnya kita tanyakan. Barulah di akhir presentasi, kita biasanya akan meminta waktu sejenak untuk berpikir sebelum, misalnya, memberikan keputusan kita. Saat berpikir itu, kita membaca ulang semua bahan presentasi, mencoba mencari di bagian mana hal yang yang membuat kita gusar tadi. Itulah sebenarnya “pertanda” kita harus bertanya, dengan tepat dan baik. Dan apabila kita melakukannya setelah presentasi, maka kita telah kehilangan momentum. Presentator pun sebenarnya menyadari kegusaran kita, tetapi ia pun bingung apa lagi yang harus dijelaskan karena kita tidak bertanya!

Jadi sekarang, apa yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan kemampuan bertanya? Ada tiga hal yang bisa dilakukan: