This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selamat datang di web kami,silahkan pilih informasi yang anda butuhkan. Mari berbagi :)

“Jika pertumbuhan perusahaan Anda lebih kecil dari pertumbuhan industri, mulailah melakukan retargeting, dan bila perlu repositioning, peremajaan merek (bukan mengganti merek).” –Yuliana Agung–.

Monday, September 12, 2011

UBAH ORANG BUANGAN JADI REBUTAN


UBAH ORANG BUANGAN JADI REBUTAN

Semangat Soetanto untuk belajar sangan mencengangkan dan saya menyebutnya sebagai professor “ajaib”. bagaimana tidak, sejak 2003 ia memegang rekor peraih empat gelar doctor sekaligus di Jepang, yaitu dibidang rekayasa elektronika dari Tokyo Institute of technology (1985), Ilmu kedokteran dari Universitas Yohoku (1988), Ilmu Farmasi dari Science University of Tokyo (2000), dan Ilmu Pendidikan dari Universitas Waseda (2003). sebuah pencapaian yang luar biasa.
Lahir dan dibesarkan di Surabaya, Soetanto harus puas dengan kehidupan sebagai pedagang elektronik. Kondisi ekonomi dan sentiment politik terhadap warha keturunan Tionghoa saat itu memaksanya untuk nekat “lari” ke Jepang. Soetanto yang awalnya bahkan tidak mengenal letak Negara Jepang, tidak pernah menduga kalau kelak ia akan menghabiskan lebih dari 35 tahun hidupnya di sana.

Saat Negara lain berebutan menawarinya status kewarganegaraan, tidakkah pemerintah menjadi tergelitik untuk menariknya pulang ? Mantan Presiden Soeharto dan Mantan Presiden Habibie ternyata pernah memintanya pulang dan DITOLAK. Barangkali kekhawatiran untuk dapat mengembangkan diri sebagai ilmuanterlalu besar, hingga lebih nyaman berada di negara yang menerimanya saat ia terbuang dari “keluarganya sendiri”.

Melalui pengajaran yang menyentuh hati setiap peserta didiknya, Soetanto membangkitkan dan mengumandangkan motivasi serta pemahaman tujuan yang ingin diraih. Dari pengalamannya, ia kemudian memotivasi mereka yang putus asa kembali bersemangat dan hidup kembali. Media menyebutnya dengan SOETANTO EFFECT.

Tidak main-main, Seotanto Effect ini dibuktikanna saat diminta mengajar di Toin University of Yokohama. Saat itu yang dihadapinya adalah 80% mahasiswa tidak ada motivasi belajar, prestasinya pun sangat rendah. Soetanto kemudian membuktikan bahwa dengan membangkitkan motivasi dan mengajak mahasiswa memahami tujuan yang ingin diraihnya, mereka bisa sama-sama bangkit. Prestasi Universitas pun perlahan meningkat.

Dengan moto hidupnya “kalau dicoba pasti bisa”, Ken Soetanto menunjukan kepada saya, anda dan kita semuabahwa rintangan sebesar apapun akan dapat diatasi. Syaratnya hanyalah semangat untuk mengubah rintangan menjadi tantangan, pemicu untuk menjadi lebihi baik. Setiap orang memiliki kekuatan untuk bangkit, berdiri menghadapi rintangan-rintangan tersebut. Ken Soetanto telah menunjukannya, dan membaginya dalam buku “SOETANTO EFFECT : UBAH ORANG BUANGAN JADI REBUTAN”.
(Andy F. Noya (Kick Andy))

Sunday, September 11, 2011

PERANG PEMASARAN DI TEMPAT PENJUALAN


Pemasar saat ini haruslah dinamis dan mencaari terobosan baru dengan melakukan out of the box atau mencari marketing breakthrough. Metode konvensional yang dulu dipakai sekarang ini sudah tidak berlaku lagi. dengan akses teknologi, informasi, dan kreativitas seni yang kian tak terbatas, pemasar dituntut untuk lebih cepat bertindak dan adaptif menyikapi dinamisasi pasar.
Kreativitas dalam menarik dan menggiring konsumen agar tertarik datang ke stand/ toko/ tempat pameran misalnya, adalah dengan menciptakan special events seperti game menyusun puzzle, game menebak jumlah bola, game bermain mini golf, lomba masak, lomba fashion show, lomba penyayi cilik, dan acara acara seperti sulap, modifikasi mobil/motor, barongsai, art festifal dan lain sebagainya.
Setelah konsumen tertarik dan masuk ke toko, peran SPG (sales Promotion Girl) maupun sales force/ pramuniaga harus siap memberikan pelayanan yang prima.
Kini keunggulan produk bukan lagi merupakan faktir yang dominan. Saat ini peperangannya disebut battle of mind. artinya, produk yang mampu mempersepsikan dirinya secara emosionalah yang akan unggul.
ketika anda memasuki toko dan memilih satu merek di antara banyak merek lain, kemasan yang menarik hanyalah salah satu factor yang memengaruhi pembelian anda. Faktor lain sebenarnya sudah terprogram dalam benak anda jauh sebelumnya melalui media iklan dan sarana komunikasi pemasaran lain yang jarang anda perhatikan secara sadar, namun membentuk persepsi anda. Persepsi itulah sebenarnya yang mengendalikan anda untuk membeli atau tidak membeli. sebagian besar tindakan mereka digerakan oleh motif tidak sadar.
Cara anda mempresentasikan, mengemas, memosisikan, menjelaskan produk  atau jasa anda akan menentukan persepsi yang terbentuk dalam benak konsumen.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, lahirlah konsep Customer Managemen. Konsep ini memunginkan perusahaan untuk mengenali pelanggannya dengan lebih detail. Berdasarkan data base pelanggan tersebut, perusahaan bisa juga melakukan Up Selling Cross Selling kepada pelangga sesuai dengan profil pelanggan tersebut.
Perkembangan selanjutnya dikenal dengan konsep Customer Centric dimana perusahaan menyediakan produk produk yang dibutuhkan pelanggan, bukan lagi menyodorkan produk kepada pelanggan.
Area pertempuran pemasaran di lapangan, khususnya untuk fast moving consumer goods sesungguhnya terjadi dalam tokodan di tempat penjualan, di mana konsumen dihadapkan pada begitu banyaknya merek dan produk.

(diambil dari Buku : Visual merchandising attraction)

Introducing Visual Merchandising Attraction


Visual Merchandising attraction adalah usaha memusatkan perhatian konsumen agar terfokus pada presentasi produk yang disajikan di tempat penjualan. Konsumen diharapkan terpana dan terpesona akan presentasi produk, dan mengabaikan produk lainnya. sedikit sekali yang paham bahwa tanpa atraksi visual dalam presentasi produk, dan mengarahkan perhatian konsumen, peluang penjualan akan menjadi nol. Kita harus meningkatkan factor atrakasi visual (the attractor factor) untuk menyadarkan konsumen agar focus pada produk yang kita presentasikan.

Ada 9 unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan visual merchandising attraction, yaitu :
1.      Fun and entertaining (bersifat lucu dan menghibur)
2.      Engaging (menarik hati/ menyentuh unsure emosional)
3.      Boundary-breaking (memiliki unsure kejutan/ surprise)
4.      Value creating (memiliki nilai fungsional, emosional, spiritual)
5.      Connecting (koneksi dengan gaya dan komunitas)
6.      Focus (focus pada satu penyampaian pesan)
7.      Interactive dan involvement (unsur interaksi dan keterlibatan)
8.      Experensial (menyentuh 5 indra)
9.      The cool factor (sesuatu yang keren/ sekeren selebriti yang menjadi endorser)

Marketer saat ini tidak bisa semata mata menawarkan produk, namun ia harus menawarkan sesuatu yang menjadi bagian dari gaya hidup (life style) dari target market. kalau targetnya anak muda, aspek visual juga harus bisa melambangkan anak muda. efek visual juga harus bisa menciptakan Visual experience yang demikian rupa sehingga menampilkan sesuatu yang bernilai. efek experience itu diharapkan bisa membentuk awareness dan image dalam benak konsumen tentang merek atau produk. semakin tinggi unsure experience akan semakin kuat awareness dan akhirnya mendorong konsumen untuk membeli.
Lihatlah bagaimana Jco Donuts menerapkan strategi marketing dalam menawarkan modern life style. Jco tidak hanya menawarkan donat yang enak, tapi juga suasana yang enak, nyaman, menghibur, menyenangkan dan member pengalaman emosional tertentu. Untuk itu, Jco mendesain ruang café secara special. Jco mendatangkan desainer interior furniture khusus dari luar negeri, demikian juga untuk desain logo Jco. Jco juga menghidupkan ritual consumption dimana konsumen dapat menikmati donat dengan secangkir kopi,dengan mencelupkan donat ke dalam kopi.

Ingatlah bahwa toko dan rak panjang anda ibarat panggung pertunjukan. Jco, breadTalk, krispy Creame menerapkan show business di mana mereka memanggungkan open kitchen mereka untuk menarik perhatian konsumen. tidak ketinggalan pula berbagai perusahaan lain seperti Celebrity Fitness menawarkan life style serta peralatan kebugaran yang dimilikinya.

Dalam mempelajari Visual merchandising attraction (dalam buku yang ditulis oleh Rudy Jusup Sutiono), anda akan mendapat jawaban dari pertanyaan pertanyaan berikut :
·         Apa dampak dan manfaat program visual merchandising dalam kegiatan pemasaran, peningkatan penjualan, pangsa pasar, kesuksesan produk baru yang diluncurkan, peningkatan citra merek?
·         Anda tidak dapat mengendalikan konsumen, tapi anda membuat mereka lebih memperhatikan produk yang anda presentasikan.
·         Bagaimana teknik, metode, dan prinsip visual merchandising yang efektif untuk menarik rpehatian calon pelanggan sehingga dapat meningkatkan penjualan?
·         Anda akan menyadari  betapa pentingnya mengetahui space & category management, teknik negosiasi dengan modern retail outlet.
·         mungkin anda sedang bertanya-tanya, apa perbedaan antara program visual merchandising dan product display?
·         Bagaimana menerapkan indoor dan outdoor / mobile merchandising secara efektif?
·         Bagaimana menciptakan unsure holistic experiental, estetika, dan teknologi untuk mendukung presentasi produk?
·         Bagaimana memadukan program komunikasi pemasaran mereka ke dalam program dan strategi merchandising?
·         bagaimana menciptakan/ merekomendasi store design yang menarik melalui visualisasi cerita dan figure mitos yang mengakar pada alam bawah sadar konsumen?

Visual merchandising yang sukses menyangkut rpesentasi untuk mempromosikan produk dan ragam jenis produk secara lebih efektif. Hal ini berarti menyangkut penentuan segmentasi konsumen yang dituju, pengguna ruang, dan layout ruang panjang, teknik, metode dan prinsip visual merchandising yang benar.

Bagi perusahaan fast moving consumers product, seperti PR Unilever Indonesia Tbk, PT Bintang Toejoe, PT Sanbe, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Delifood Sentosa Corporindo, PT Jhonson Home Hygiene product, PT Santos Jaya Abadi, PT Nestle Indonesia, aktivitas visual merchandising telah menjadi bagian dari penting untuk menunjang sales dan program komunikasi pemasaran mereka.

Visual Merchandising Strategy
saat ini, strategi dan kreativitas program visual merchandising telah menjadi “subsistem” dari proses komunikasi pemasaran. Strategi visual merchandising dibuat dengan mengobservasi pasar (toko) untuk menemukan teknik teknik kreatif yang tepat karena penjualan suatu merek produk umumnya tidak stabil atau berfluktuasi dari bulan ke bulan. Angka-angka penjualan tersebut tidak lain mencerminkan hasil dari persaingan sales promotion, termasuk persaingan pajang produk(product display), in-store event, dan program special price/ offer dari berbagai merek yang berkompetisi. Di samping itu, angka angka penjualan, pangsa pasar, dan tingkat keberadaan produk tidak akan berarti jika produk tersebut tidak mudah terlihat oleh konsumen. perkembangan produk produk baru, packaging design dengan ragam warna yang dipajang di rak-rak, khususnya di perdaganagn ritel modern (modern retail trade) berubah dengan cepatnya. Pengaturan penempatan produk (Shelf arrangement) juga berubah setiap bulannya. Sesungguhnya, perencanaan pemasaran dimulai berdasarkan observasi, yaitu bagaimana konsumen memilih merek,  mengapa mereka memilih merek tertendu dan tidak memilih merek lain, mengapa mereka kesulitan memilih merek, mengapa mereka memilih produk pesaing, dan bertanya kepada diri sendiri aktivitas advertising dan merchaindising apa yang sebaiknya dilakukan. Data marketing dilapangan terkait informasi penjualan, informasi toko ritel, dan media advertising yang dapat digunakan untuk memperbaiki kegiatan visual merchandising, modifikasi konsep iklan, dan perubahan pola pajang produk untuk dapat memengaruhi pola pembelian konsumen, serta untuk meningkatkan metode yang terbaik untuk aktivitas advertising dan sales promotion.

Selain itu data marketing juga sebaiknya dipakai untuk mengembangkan dan memodifikasi produk produk yang akan dipajang, menentukan lokasi pajang, dan membuat metode sales promotion, misalnya P.O.P material sehingga memengaruhi konsumen untuk membeli.

Kondisi persainan, baik di tingkat local maupun internasional, semakin ketat. perusahaan hanya dapat bertahan hidup jika terus mengembangkan pelayanan kepada masyarakat dengan menciptakan visual merchandising dan pelayanan yang kreatif dan unik. Mobilisasi seluruh aktivitas perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk memantapkan jaringan mengembangkan sistem informasi pasar ( marketing intelligence), dan informasi konsumen (consumer intelligence) secara aktif.

“Show Business”
There’s No Business
That’s Not Show Business

Tidak ada bisnis yang bukan Show Business
Dalam pemasaran saat ini tidak ada bisnis yang tidak mempertontonkan bisnisnya. Katakan selamat tinggal untuk business sepereti biasanya. Saat ini, untuk berhasil diperlukan SHOW BUSINESS yang merupakan atraksi visual dalam mempresentasikan dan menebar pesona public
(Rudy Jusup Sutiono dalam Visual merchandising attraction)