Sunday, September 11, 2011

Introducing Visual Merchandising Attraction


Visual Merchandising attraction adalah usaha memusatkan perhatian konsumen agar terfokus pada presentasi produk yang disajikan di tempat penjualan. Konsumen diharapkan terpana dan terpesona akan presentasi produk, dan mengabaikan produk lainnya. sedikit sekali yang paham bahwa tanpa atraksi visual dalam presentasi produk, dan mengarahkan perhatian konsumen, peluang penjualan akan menjadi nol. Kita harus meningkatkan factor atrakasi visual (the attractor factor) untuk menyadarkan konsumen agar focus pada produk yang kita presentasikan.

Ada 9 unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan visual merchandising attraction, yaitu :
1.      Fun and entertaining (bersifat lucu dan menghibur)
2.      Engaging (menarik hati/ menyentuh unsure emosional)
3.      Boundary-breaking (memiliki unsure kejutan/ surprise)
4.      Value creating (memiliki nilai fungsional, emosional, spiritual)
5.      Connecting (koneksi dengan gaya dan komunitas)
6.      Focus (focus pada satu penyampaian pesan)
7.      Interactive dan involvement (unsur interaksi dan keterlibatan)
8.      Experensial (menyentuh 5 indra)
9.      The cool factor (sesuatu yang keren/ sekeren selebriti yang menjadi endorser)

Marketer saat ini tidak bisa semata mata menawarkan produk, namun ia harus menawarkan sesuatu yang menjadi bagian dari gaya hidup (life style) dari target market. kalau targetnya anak muda, aspek visual juga harus bisa melambangkan anak muda. efek visual juga harus bisa menciptakan Visual experience yang demikian rupa sehingga menampilkan sesuatu yang bernilai. efek experience itu diharapkan bisa membentuk awareness dan image dalam benak konsumen tentang merek atau produk. semakin tinggi unsure experience akan semakin kuat awareness dan akhirnya mendorong konsumen untuk membeli.
Lihatlah bagaimana Jco Donuts menerapkan strategi marketing dalam menawarkan modern life style. Jco tidak hanya menawarkan donat yang enak, tapi juga suasana yang enak, nyaman, menghibur, menyenangkan dan member pengalaman emosional tertentu. Untuk itu, Jco mendesain ruang café secara special. Jco mendatangkan desainer interior furniture khusus dari luar negeri, demikian juga untuk desain logo Jco. Jco juga menghidupkan ritual consumption dimana konsumen dapat menikmati donat dengan secangkir kopi,dengan mencelupkan donat ke dalam kopi.

Ingatlah bahwa toko dan rak panjang anda ibarat panggung pertunjukan. Jco, breadTalk, krispy Creame menerapkan show business di mana mereka memanggungkan open kitchen mereka untuk menarik perhatian konsumen. tidak ketinggalan pula berbagai perusahaan lain seperti Celebrity Fitness menawarkan life style serta peralatan kebugaran yang dimilikinya.

Dalam mempelajari Visual merchandising attraction (dalam buku yang ditulis oleh Rudy Jusup Sutiono), anda akan mendapat jawaban dari pertanyaan pertanyaan berikut :
·         Apa dampak dan manfaat program visual merchandising dalam kegiatan pemasaran, peningkatan penjualan, pangsa pasar, kesuksesan produk baru yang diluncurkan, peningkatan citra merek?
·         Anda tidak dapat mengendalikan konsumen, tapi anda membuat mereka lebih memperhatikan produk yang anda presentasikan.
·         Bagaimana teknik, metode, dan prinsip visual merchandising yang efektif untuk menarik rpehatian calon pelanggan sehingga dapat meningkatkan penjualan?
·         Anda akan menyadari  betapa pentingnya mengetahui space & category management, teknik negosiasi dengan modern retail outlet.
·         mungkin anda sedang bertanya-tanya, apa perbedaan antara program visual merchandising dan product display?
·         Bagaimana menerapkan indoor dan outdoor / mobile merchandising secara efektif?
·         Bagaimana menciptakan unsure holistic experiental, estetika, dan teknologi untuk mendukung presentasi produk?
·         Bagaimana memadukan program komunikasi pemasaran mereka ke dalam program dan strategi merchandising?
·         bagaimana menciptakan/ merekomendasi store design yang menarik melalui visualisasi cerita dan figure mitos yang mengakar pada alam bawah sadar konsumen?

Visual merchandising yang sukses menyangkut rpesentasi untuk mempromosikan produk dan ragam jenis produk secara lebih efektif. Hal ini berarti menyangkut penentuan segmentasi konsumen yang dituju, pengguna ruang, dan layout ruang panjang, teknik, metode dan prinsip visual merchandising yang benar.

Bagi perusahaan fast moving consumers product, seperti PR Unilever Indonesia Tbk, PT Bintang Toejoe, PT Sanbe, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Delifood Sentosa Corporindo, PT Jhonson Home Hygiene product, PT Santos Jaya Abadi, PT Nestle Indonesia, aktivitas visual merchandising telah menjadi bagian dari penting untuk menunjang sales dan program komunikasi pemasaran mereka.

Visual Merchandising Strategy
saat ini, strategi dan kreativitas program visual merchandising telah menjadi “subsistem” dari proses komunikasi pemasaran. Strategi visual merchandising dibuat dengan mengobservasi pasar (toko) untuk menemukan teknik teknik kreatif yang tepat karena penjualan suatu merek produk umumnya tidak stabil atau berfluktuasi dari bulan ke bulan. Angka-angka penjualan tersebut tidak lain mencerminkan hasil dari persaingan sales promotion, termasuk persaingan pajang produk(product display), in-store event, dan program special price/ offer dari berbagai merek yang berkompetisi. Di samping itu, angka angka penjualan, pangsa pasar, dan tingkat keberadaan produk tidak akan berarti jika produk tersebut tidak mudah terlihat oleh konsumen. perkembangan produk produk baru, packaging design dengan ragam warna yang dipajang di rak-rak, khususnya di perdaganagn ritel modern (modern retail trade) berubah dengan cepatnya. Pengaturan penempatan produk (Shelf arrangement) juga berubah setiap bulannya. Sesungguhnya, perencanaan pemasaran dimulai berdasarkan observasi, yaitu bagaimana konsumen memilih merek,  mengapa mereka memilih merek tertendu dan tidak memilih merek lain, mengapa mereka kesulitan memilih merek, mengapa mereka memilih produk pesaing, dan bertanya kepada diri sendiri aktivitas advertising dan merchaindising apa yang sebaiknya dilakukan. Data marketing dilapangan terkait informasi penjualan, informasi toko ritel, dan media advertising yang dapat digunakan untuk memperbaiki kegiatan visual merchandising, modifikasi konsep iklan, dan perubahan pola pajang produk untuk dapat memengaruhi pola pembelian konsumen, serta untuk meningkatkan metode yang terbaik untuk aktivitas advertising dan sales promotion.

Selain itu data marketing juga sebaiknya dipakai untuk mengembangkan dan memodifikasi produk produk yang akan dipajang, menentukan lokasi pajang, dan membuat metode sales promotion, misalnya P.O.P material sehingga memengaruhi konsumen untuk membeli.

Kondisi persainan, baik di tingkat local maupun internasional, semakin ketat. perusahaan hanya dapat bertahan hidup jika terus mengembangkan pelayanan kepada masyarakat dengan menciptakan visual merchandising dan pelayanan yang kreatif dan unik. Mobilisasi seluruh aktivitas perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk memantapkan jaringan mengembangkan sistem informasi pasar ( marketing intelligence), dan informasi konsumen (consumer intelligence) secara aktif.

“Show Business”
There’s No Business
That’s Not Show Business

Tidak ada bisnis yang bukan Show Business
Dalam pemasaran saat ini tidak ada bisnis yang tidak mempertontonkan bisnisnya. Katakan selamat tinggal untuk business sepereti biasanya. Saat ini, untuk berhasil diperlukan SHOW BUSINESS yang merupakan atraksi visual dalam mempresentasikan dan menebar pesona public
(Rudy Jusup Sutiono dalam Visual merchandising attraction)

0 comments:

Post a Comment