This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selamat datang di web kami,silahkan pilih informasi yang anda butuhkan. Mari berbagi :)

“Jika pertumbuhan perusahaan Anda lebih kecil dari pertumbuhan industri, mulailah melakukan retargeting, dan bila perlu repositioning, peremajaan merek (bukan mengganti merek).” –Yuliana Agung–.

Thursday, November 3, 2011

DPR Sahkan UU Pengelolaan Zakat


baznas logo DPR Sahkan UU Pengelolaan Zakat Setelah melewati proses yang cukup panjang akhirnya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengesahkan Undang-Undang tentang PengelolaanZakat (UUPZ) dalam rapat paripurna pada haris Kamis kemarin (27/10). Munculnya (UUPZ) merupakan penyempurna UU no 38 tahun 1999 dimana pengelolaan zakat akan terintegrasi di bawah koordinasi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Sebagai lembaga pengelola zakat milik pemerintah, melalui regulasi inilah maka BAZNAS memiliki kewenangan melakukan pengelolaan zakat secara nasional.

BAZNAS nantinya akan berfungsi sebagai perencana, pelaksana, pengendalian pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan, hingga pelaporan zakatDengan demikian, lembaga-lembaga pengelola zakat yang selama ini dikelola oleh masyarakat, akan dikoordinasi oleh BAZNAS. Pembentukan lembaga amil zakat (LAZ) juga diatur, harus mendapat ijin Menteri Agama dan memenuhi syarat, antara lain terdaftar sebagai organisasi kemasyarakatan islam yang mengelola bidang pendidikan, dakwah dan sosial serta berbentuk lembaga berbadan hukum.
Munculnya regulasi baru tersebut, menurut Ketua Umum BAZNAS, Didin Hafidhuddin akan memperbaiki pengelolaan zakat yang selama ini dilakukan secara terpisah oleh banyak pihak. “Salah satu hal penting dalam undang-undang itu adalah kewenangan BAZNAS untuk menjadi koordinator BAZ dan LAZ se-Indonesia disertai dengan fungsi operator secara sempit. Mudah-mudahan dengan telah disahkannya undang-undang ini, pengelolaan zakat di Indonesia akan terintegrasi dengan baik, ”katanya.
Didin membantah UU ini akan mengkerdilkan LAZ-LAZ yang sudah mengelola zakat selama ini. “UU justru mengatur LAZ-LAZ dengan baik, menempatkannya sebagai bagian tidak terpisahkan dari sistem zakat nasional,” katanya.
Sumber : PKES Interaktif

Wednesday, November 2, 2011

“Opsi” dan “procedural”


NLP : Meta Program (part 3)
“Opsi” dan “prosedural”
http://dheyadheyz.multiply.com/journal/item/17
Sulit sekali untuk menekan Hari agar bias duduk lama di kursi kerjanya. Ia sepertinya mempunyai begitu banyak hal yan harus dilakukan. Ada begitu banyak opsi kerja baginya dalam satu waktu. Jika kita memaksanya untuk memilih, ia akan mempunyai kesulitanuntuk menentukan mana satu diantaranya yang terpenting. Maka dari itu, ia akan lebih menyukai bekerja secara freelance karena hal nitu membuatnya lebih bias melibatkan diri ke dalam berbagai proyek berbeda.
Sifat ini sangat bebeda dengan sifat Jumat adiknya. Jumat lebih menyukai satu jalur prosedur yang jelas. Ia menyukai sesuatu hal itu bias dijalani sampai tuntas sebelum ia memulai sesuatu yang lain. Ia sangat bagus dalam mengikuti instruksi, dan bias menjelaskan segala sesuatu secara jelas dan berurutan logis. Jumat merasa sulit jika digandengkan / dipatnerkan dengan Hari. Ia menggambarkan kakaknya itu sebagai orang yang “berceceran di mana mana”.

Memahami Pola Pola “Opsi” dan “Prosedural”
Pola pola “opsi” gampang terlihat karena orang demikian menyukai keberagaman. Orang dengan pola “opsi” sering mengakali aturan dan kemudian menciptakan aturan sendiri agar orang lain mengikutinya. Ia selalu bahagia dengan pilihan baru, kesempatan baru, dan ide ide baru,. Ia terkadang enggan membuat keputusan – keputusan karena hal itu bias justru membatasi jumlah kemunghkinan yang akan dimilikinya. Baginya, kebebasan adalah hal terpenting. Ia lebih menyukai mengontrol masa depan dirinya. Jika anda mengetahui orang yang jagoan dalam memulai sesuatu, namun kesulitan untuk mengakhirnya dengan baik, besar kemungkinan ia mengoperasikan pola “opsi”.
Cirri untuyk mengidentifikasi pola pikir “prosedur” ialah saat orang bersangkutan ingin melakukan sesuatu setahap demi setahap sesuai prosedur. Dia menyukai menuntaskan sesuatu yang dimulainya, dan sering kali kebingungan jika dihadapkan pada terlalu banyak pilihan sekaligus. Ia merasa, mengikuti aturan adalah hal terbaik baginya. Ia merasa tidak nyaman jika diminta menyimpoang dari aturan atau norma. Ia juga menyukai menjelaskan sesuatu setahap demi setahap.
Perbedaan demikian bias terlihat dardalam perilaku individu maupun organisasional. Banyak orang mengasosiasikan institusi perbankan dengan pendekatan yang procedural karena para pekerjanya harus mengikuti ketat peraturan peraturan. Kalau orang orang di bank memperlakukan uang kita dengan cara itu, wah kita akan merasa nyaman. Kalau orang orang bank memperlakukan uang kita dengan cara akal akalan, kita tentu menjadi waswas.
Hal ini sangat berbeda dengan perusahaan media. Lembaga maupun orang orang media justru harus sangat kreatif dan selalu berhubungan dengan al;iran ide ide baru tanpa henti. Jika orang orang di media terlalu dikekang oleh prosedur, perusahaan bakal cepet mati.

Berkomunikasi dengan orang berpola “opsi ” dan “prosedur”
Saat berkomuniasi dengan orang yang menerapkan pola “opsi”, kunci keberhasilannya adalah dalam pilihan pilihan, kemungkinan kemungkinan, alternative alternative, keberagaman, dan sejenisnya. Letakkan saja bola di atas meja, dan biarkan ia berpikir melakukan sesuatu dengan hal itu.
Kata kata kunci untuk berkomunikasi dengan orang berpola “prosedur”, antara lain : terbukti, teruji, terandalkan, sesuai aturan, menurut ini, atau menurut itu, dan sejenisnya. Saat anda menjelaskan sesuatu pada nya, cocokan diri anda dengan perilaku mereka dengan cara melingkupi segala sesuatu berdasarkan urutan logis.    

Monday, October 31, 2011

“Self ” Dan “Other”


NLP : Meta Programs (part 2)
Self ” Dan “Other”

Danny dan Harry sangat berbeda. Saat anda masuk ke ruang kantor tempat keduanya bekerja, Danny segera mengangkat wajah dan melakukan kontak mata, melemparkan senyum, dan memberikan perhatian sepenuhnya kepada siapa saja yang mengajaknya berbicara. Harry sebaliknya. Ia tampak menyerap diri sendiri. Ia hanya tertarik pada hal hal yang berpengaruh langsung pada dirinya. ia hanya au bicara pada orang lain bilamana perlu. Ia jarang ikutan obrolan dengan teman teman disela jam kantor. Harry jarang menawarkan bantuan saat ada teman lain yang sangat sibuk, sementara Danny bahkan rela meninggalkan pekerjaannya sendiri untuk menolong teman.

Memahami “Self” dan “Other”
Pola pola self dan other mencerminkan seberapa banyak kita secara naluriah menyadari dan kemudian meresponorang lain. “Self” berarti lebih focus ke diri sendiri, dan Other lebih mengarah ke orang lain.
Saat kita merekrut orang, mengetahui pola pola ini dalam diri kandiddat akan menjadi pedoman penting jika peran yang kita tawarkan adalah terkait dengan pelayanan terhadap konsumen. Orang dengan pola “Self” akan merespon orang lain hanya berdasarkan apa yang harus dikatakannya dan ia tidak terlalu peka pada komunikasi nonverbal orang lain. hal ini membuat sulit menciptakan dan membangun suasana rapport. Ia sering tampak menarik diri dan sulit melakukan kontak mata. Jika anda menjatuhkan sesuatu, ia tidak akan membungkukkan badan untuk sekedar membantu mengambilkannya. Riset yang dilakukan Rodger Bailey mengisyaratkan, dalam konteks kerja hanya ada 7% orang yang mempunyai pola “Self” dan 93% sisanya cenderung “Other”.
Orang yang memiliki pola “Other” akan sangat sadar akan perilaku dan reaksi orang lain di sekitarnya. Ia segera mengenali perubahan perubahan dalam ekspresi wajah atau bahasa tubuhorang lain. Ia secara natural lebih gampang berhubungan dengan orang lain.

Berkomunikasi dengan Orang
berpola “Self” dan “Other”
Saat anda berhadapan dengan orang berpola “Self”, cara terbaik untuk berkomunikasi adalah berkonsentrasi pada isi dan inti apa yang anda ingin katakana. Tidak perlu terlalu banyak basa basi.
Jika berhadapan dengan orang yang berpola “Other”, yang anda butuhkan lebih dul adalah bisa membuat dan membangun suasana rapport. Anda akan lebih mudah berkomunikasi dengan orang yang mengoprasikan pola pola “Other”

Wednesday, October 26, 2011

introduce AIDAS


AIDAS
untuk mempermudah pembelian, kita mengenal istilah AIDAS (Attention, Interest, Desire, Action, Satisfaction). Formula tersebut pada umumnya menjawab pertanyaan :





1.      Apakah anda dapat menarik perhatian prospek melalui pembukaan, penampilan, dan presentasi produk?
2.      Apakah anda menyebutkan masalah yang menjadi kepedulian prospek ?
3.      Apakah anda menawarkan solusi yang efektif ?
4.      Apakah anda meminta prospek melakukan tindakan / pembelian?
5.      Apakah konsumen puas dengan kualitas pelayanan yang diberikan ?

Pembukaan pertama (First Impression) dan presentasi produk yang disajikan harus menarik perhatian. Jika perusahaan kita menjual pakaian, sales promotion girls (SPG) dapat mengucapkan kalimat “Anda akan tampak lebih langsing / lebih sehat / lebih seksi/ lebih percaya diri” . Seksi dan uang adalah sumber  penarik perhatian.
SPG juga dapat menyebutkan suatu masalah, misalnya : apakah anda tidak bosan memakai T-shirt yang itu itu saja? Kami ada desain T-shirt terbaru yang membuat anda berpenampilan lebih elegan dan hebat.
Selanjutnya SPG dapat member solusi, misalnya : “Kami telah merancang desain T-shirt yang cantik, penuh warna”.
Terakhir menyampaikan kata kata penutup, dan meminta prospek untuk bertindak, misalnya : ”Anda hanya memperoleh T-shirt eksklusif dengan jumlah yang terbatas ini pada hari ini. Bila anda membeli 5, kamu akan member gratis 1. ”
(diambil dari buku Visual Merchandising attraction )

Monday, October 24, 2011

Internal dan Eksternal


NLP : Meta Programs (part 1)

“Internal” dan “Eksternal”
Pernahkah anda bertemu orang yang selalu membutuhkan umpan balik untuk membimbingnya mengambil tindakan dan bertemu orang yang lebih sering bergantung pada penilaiannya sendiri? Kaji contoh dua individu berikut ini :
1)      Saat bernyanyi , Jodie mengetahui betul kalau ia tampil karena di hatinya sudah merasa bernyanyi dengan baik. kalau toh orang orang akhirnya memberi banyak tepuk tangan, hal itu hanya member pengesahan pada dirinya atas sesuatu yang secara naluriah telah diketahuinya. Ia tampak percaya diri. namun demikian, ia kadang – kadang menghadapi kesulitan karena sering bertindak seolah olah dirinya mempunyai semua jawaban yang benar.
2)      Caitlyn, sama sama penyanyi, perlu lebih dahulu mendengarkan applause dari penonton sebelum ia benar benar yakin telah berhasil dalam penampilannya. ia membuka pintu lebar lebar untuk feedback dari pelatihnya dan orang lain . Namun demikian, ia sangat bergantung pada pelatih untuk memberinya nasihat terhadap lagu lagu mana yang harus dipilih dan gaya apa yang patas untuk pentas.

Memahami Pola

Perbedaan dari pendekatan ini terletak pada di mana focus kontrolnya berada. hal ini bisa berada dalam diri seseorang (internal) atau bisa muncul dari sumber eksternal.

Orang dengan pola “internal” menggunakan inner feeling (perasaan dalam hati) sebagai cara utama untuk mengevaluasi keberhasilan. Dalam hati, ia bisa mengetahui bahwa ia bisa melakukan sesuatu dengan baik dan tidak terlalu memerlukan orang lain untuk mengungkapkannya. Dipandang dari sudut eksternal, hal ini bisa berarti ia tidak mau memedulikan apa yang dikatakan atau dipikirkan orang lain. ia memena sesekali butuh informasi dari luar, namun pada akhirnya selalu membuat keputusan sendiri. jika feedback tidak sesuai dengan bagaimana ia memandang sesuatu, maka ia langsung menolaknya. ia tidak suka diperintah atau diberi tahu untuk melakukan sesuatu.

Sebaliknya orang yang mempunyai pola eksternal selalu mencari bukti  dari luar untuk mengonfirmasikan kesuksesan dirinya. misalnya, bukti berupa feedback dari orang lain atau data riset. ia selalu perlu informasi eksternal untuk bisa menilai dengan pas segala yang telah dilakukannya. ia sering menggantungkan diri dari informasi eksternal sebagai penunjuk arah, dan bisa merasa langsung gagal atau tersesat jika tidak memdapatkannya.

Berkomunikasi dengan orang berpola “Internal” dan “Eksternal”

Untuk berkomunikasi dengan orang yag berpola internal, mulailah dengan menanyakan opininya dan perjelas bahwa ia mempunyai pilihan untuk merespons.

Gunakan kalimat semisal “ya………. terserah andalah”

Untuk memengaruhi orang dengan pola eksternal, pastikan ia mengetahui bahwa sesuatu yang anda sarankan adalah jalan terbaik. untuk memperkuat argument, idealnya anda harus menemukan data riset dari para pakar.

Monday, September 12, 2011

UBAH ORANG BUANGAN JADI REBUTAN


UBAH ORANG BUANGAN JADI REBUTAN

Semangat Soetanto untuk belajar sangan mencengangkan dan saya menyebutnya sebagai professor “ajaib”. bagaimana tidak, sejak 2003 ia memegang rekor peraih empat gelar doctor sekaligus di Jepang, yaitu dibidang rekayasa elektronika dari Tokyo Institute of technology (1985), Ilmu kedokteran dari Universitas Yohoku (1988), Ilmu Farmasi dari Science University of Tokyo (2000), dan Ilmu Pendidikan dari Universitas Waseda (2003). sebuah pencapaian yang luar biasa.
Lahir dan dibesarkan di Surabaya, Soetanto harus puas dengan kehidupan sebagai pedagang elektronik. Kondisi ekonomi dan sentiment politik terhadap warha keturunan Tionghoa saat itu memaksanya untuk nekat “lari” ke Jepang. Soetanto yang awalnya bahkan tidak mengenal letak Negara Jepang, tidak pernah menduga kalau kelak ia akan menghabiskan lebih dari 35 tahun hidupnya di sana.

Saat Negara lain berebutan menawarinya status kewarganegaraan, tidakkah pemerintah menjadi tergelitik untuk menariknya pulang ? Mantan Presiden Soeharto dan Mantan Presiden Habibie ternyata pernah memintanya pulang dan DITOLAK. Barangkali kekhawatiran untuk dapat mengembangkan diri sebagai ilmuanterlalu besar, hingga lebih nyaman berada di negara yang menerimanya saat ia terbuang dari “keluarganya sendiri”.

Melalui pengajaran yang menyentuh hati setiap peserta didiknya, Soetanto membangkitkan dan mengumandangkan motivasi serta pemahaman tujuan yang ingin diraih. Dari pengalamannya, ia kemudian memotivasi mereka yang putus asa kembali bersemangat dan hidup kembali. Media menyebutnya dengan SOETANTO EFFECT.

Tidak main-main, Seotanto Effect ini dibuktikanna saat diminta mengajar di Toin University of Yokohama. Saat itu yang dihadapinya adalah 80% mahasiswa tidak ada motivasi belajar, prestasinya pun sangat rendah. Soetanto kemudian membuktikan bahwa dengan membangkitkan motivasi dan mengajak mahasiswa memahami tujuan yang ingin diraihnya, mereka bisa sama-sama bangkit. Prestasi Universitas pun perlahan meningkat.

Dengan moto hidupnya “kalau dicoba pasti bisa”, Ken Soetanto menunjukan kepada saya, anda dan kita semuabahwa rintangan sebesar apapun akan dapat diatasi. Syaratnya hanyalah semangat untuk mengubah rintangan menjadi tantangan, pemicu untuk menjadi lebihi baik. Setiap orang memiliki kekuatan untuk bangkit, berdiri menghadapi rintangan-rintangan tersebut. Ken Soetanto telah menunjukannya, dan membaginya dalam buku “SOETANTO EFFECT : UBAH ORANG BUANGAN JADI REBUTAN”.
(Andy F. Noya (Kick Andy))

Sunday, September 11, 2011

PERANG PEMASARAN DI TEMPAT PENJUALAN


Pemasar saat ini haruslah dinamis dan mencaari terobosan baru dengan melakukan out of the box atau mencari marketing breakthrough. Metode konvensional yang dulu dipakai sekarang ini sudah tidak berlaku lagi. dengan akses teknologi, informasi, dan kreativitas seni yang kian tak terbatas, pemasar dituntut untuk lebih cepat bertindak dan adaptif menyikapi dinamisasi pasar.
Kreativitas dalam menarik dan menggiring konsumen agar tertarik datang ke stand/ toko/ tempat pameran misalnya, adalah dengan menciptakan special events seperti game menyusun puzzle, game menebak jumlah bola, game bermain mini golf, lomba masak, lomba fashion show, lomba penyayi cilik, dan acara acara seperti sulap, modifikasi mobil/motor, barongsai, art festifal dan lain sebagainya.
Setelah konsumen tertarik dan masuk ke toko, peran SPG (sales Promotion Girl) maupun sales force/ pramuniaga harus siap memberikan pelayanan yang prima.
Kini keunggulan produk bukan lagi merupakan faktir yang dominan. Saat ini peperangannya disebut battle of mind. artinya, produk yang mampu mempersepsikan dirinya secara emosionalah yang akan unggul.
ketika anda memasuki toko dan memilih satu merek di antara banyak merek lain, kemasan yang menarik hanyalah salah satu factor yang memengaruhi pembelian anda. Faktor lain sebenarnya sudah terprogram dalam benak anda jauh sebelumnya melalui media iklan dan sarana komunikasi pemasaran lain yang jarang anda perhatikan secara sadar, namun membentuk persepsi anda. Persepsi itulah sebenarnya yang mengendalikan anda untuk membeli atau tidak membeli. sebagian besar tindakan mereka digerakan oleh motif tidak sadar.
Cara anda mempresentasikan, mengemas, memosisikan, menjelaskan produk  atau jasa anda akan menentukan persepsi yang terbentuk dalam benak konsumen.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, lahirlah konsep Customer Managemen. Konsep ini memunginkan perusahaan untuk mengenali pelanggannya dengan lebih detail. Berdasarkan data base pelanggan tersebut, perusahaan bisa juga melakukan Up Selling Cross Selling kepada pelangga sesuai dengan profil pelanggan tersebut.
Perkembangan selanjutnya dikenal dengan konsep Customer Centric dimana perusahaan menyediakan produk produk yang dibutuhkan pelanggan, bukan lagi menyodorkan produk kepada pelanggan.
Area pertempuran pemasaran di lapangan, khususnya untuk fast moving consumer goods sesungguhnya terjadi dalam tokodan di tempat penjualan, di mana konsumen dihadapkan pada begitu banyaknya merek dan produk.

(diambil dari Buku : Visual merchandising attraction)

Introducing Visual Merchandising Attraction


Visual Merchandising attraction adalah usaha memusatkan perhatian konsumen agar terfokus pada presentasi produk yang disajikan di tempat penjualan. Konsumen diharapkan terpana dan terpesona akan presentasi produk, dan mengabaikan produk lainnya. sedikit sekali yang paham bahwa tanpa atraksi visual dalam presentasi produk, dan mengarahkan perhatian konsumen, peluang penjualan akan menjadi nol. Kita harus meningkatkan factor atrakasi visual (the attractor factor) untuk menyadarkan konsumen agar focus pada produk yang kita presentasikan.

Ada 9 unsur penting yang harus diperhatikan dalam melakukan visual merchandising attraction, yaitu :
1.      Fun and entertaining (bersifat lucu dan menghibur)
2.      Engaging (menarik hati/ menyentuh unsure emosional)
3.      Boundary-breaking (memiliki unsure kejutan/ surprise)
4.      Value creating (memiliki nilai fungsional, emosional, spiritual)
5.      Connecting (koneksi dengan gaya dan komunitas)
6.      Focus (focus pada satu penyampaian pesan)
7.      Interactive dan involvement (unsur interaksi dan keterlibatan)
8.      Experensial (menyentuh 5 indra)
9.      The cool factor (sesuatu yang keren/ sekeren selebriti yang menjadi endorser)

Marketer saat ini tidak bisa semata mata menawarkan produk, namun ia harus menawarkan sesuatu yang menjadi bagian dari gaya hidup (life style) dari target market. kalau targetnya anak muda, aspek visual juga harus bisa melambangkan anak muda. efek visual juga harus bisa menciptakan Visual experience yang demikian rupa sehingga menampilkan sesuatu yang bernilai. efek experience itu diharapkan bisa membentuk awareness dan image dalam benak konsumen tentang merek atau produk. semakin tinggi unsure experience akan semakin kuat awareness dan akhirnya mendorong konsumen untuk membeli.
Lihatlah bagaimana Jco Donuts menerapkan strategi marketing dalam menawarkan modern life style. Jco tidak hanya menawarkan donat yang enak, tapi juga suasana yang enak, nyaman, menghibur, menyenangkan dan member pengalaman emosional tertentu. Untuk itu, Jco mendesain ruang café secara special. Jco mendatangkan desainer interior furniture khusus dari luar negeri, demikian juga untuk desain logo Jco. Jco juga menghidupkan ritual consumption dimana konsumen dapat menikmati donat dengan secangkir kopi,dengan mencelupkan donat ke dalam kopi.

Ingatlah bahwa toko dan rak panjang anda ibarat panggung pertunjukan. Jco, breadTalk, krispy Creame menerapkan show business di mana mereka memanggungkan open kitchen mereka untuk menarik perhatian konsumen. tidak ketinggalan pula berbagai perusahaan lain seperti Celebrity Fitness menawarkan life style serta peralatan kebugaran yang dimilikinya.

Dalam mempelajari Visual merchandising attraction (dalam buku yang ditulis oleh Rudy Jusup Sutiono), anda akan mendapat jawaban dari pertanyaan pertanyaan berikut :
·         Apa dampak dan manfaat program visual merchandising dalam kegiatan pemasaran, peningkatan penjualan, pangsa pasar, kesuksesan produk baru yang diluncurkan, peningkatan citra merek?
·         Anda tidak dapat mengendalikan konsumen, tapi anda membuat mereka lebih memperhatikan produk yang anda presentasikan.
·         Bagaimana teknik, metode, dan prinsip visual merchandising yang efektif untuk menarik rpehatian calon pelanggan sehingga dapat meningkatkan penjualan?
·         Anda akan menyadari  betapa pentingnya mengetahui space & category management, teknik negosiasi dengan modern retail outlet.
·         mungkin anda sedang bertanya-tanya, apa perbedaan antara program visual merchandising dan product display?
·         Bagaimana menerapkan indoor dan outdoor / mobile merchandising secara efektif?
·         Bagaimana menciptakan unsure holistic experiental, estetika, dan teknologi untuk mendukung presentasi produk?
·         Bagaimana memadukan program komunikasi pemasaran mereka ke dalam program dan strategi merchandising?
·         bagaimana menciptakan/ merekomendasi store design yang menarik melalui visualisasi cerita dan figure mitos yang mengakar pada alam bawah sadar konsumen?

Visual merchandising yang sukses menyangkut rpesentasi untuk mempromosikan produk dan ragam jenis produk secara lebih efektif. Hal ini berarti menyangkut penentuan segmentasi konsumen yang dituju, pengguna ruang, dan layout ruang panjang, teknik, metode dan prinsip visual merchandising yang benar.

Bagi perusahaan fast moving consumers product, seperti PR Unilever Indonesia Tbk, PT Bintang Toejoe, PT Sanbe, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Delifood Sentosa Corporindo, PT Jhonson Home Hygiene product, PT Santos Jaya Abadi, PT Nestle Indonesia, aktivitas visual merchandising telah menjadi bagian dari penting untuk menunjang sales dan program komunikasi pemasaran mereka.

Visual Merchandising Strategy
saat ini, strategi dan kreativitas program visual merchandising telah menjadi “subsistem” dari proses komunikasi pemasaran. Strategi visual merchandising dibuat dengan mengobservasi pasar (toko) untuk menemukan teknik teknik kreatif yang tepat karena penjualan suatu merek produk umumnya tidak stabil atau berfluktuasi dari bulan ke bulan. Angka-angka penjualan tersebut tidak lain mencerminkan hasil dari persaingan sales promotion, termasuk persaingan pajang produk(product display), in-store event, dan program special price/ offer dari berbagai merek yang berkompetisi. Di samping itu, angka angka penjualan, pangsa pasar, dan tingkat keberadaan produk tidak akan berarti jika produk tersebut tidak mudah terlihat oleh konsumen. perkembangan produk produk baru, packaging design dengan ragam warna yang dipajang di rak-rak, khususnya di perdaganagn ritel modern (modern retail trade) berubah dengan cepatnya. Pengaturan penempatan produk (Shelf arrangement) juga berubah setiap bulannya. Sesungguhnya, perencanaan pemasaran dimulai berdasarkan observasi, yaitu bagaimana konsumen memilih merek,  mengapa mereka memilih merek tertendu dan tidak memilih merek lain, mengapa mereka kesulitan memilih merek, mengapa mereka memilih produk pesaing, dan bertanya kepada diri sendiri aktivitas advertising dan merchaindising apa yang sebaiknya dilakukan. Data marketing dilapangan terkait informasi penjualan, informasi toko ritel, dan media advertising yang dapat digunakan untuk memperbaiki kegiatan visual merchandising, modifikasi konsep iklan, dan perubahan pola pajang produk untuk dapat memengaruhi pola pembelian konsumen, serta untuk meningkatkan metode yang terbaik untuk aktivitas advertising dan sales promotion.

Selain itu data marketing juga sebaiknya dipakai untuk mengembangkan dan memodifikasi produk produk yang akan dipajang, menentukan lokasi pajang, dan membuat metode sales promotion, misalnya P.O.P material sehingga memengaruhi konsumen untuk membeli.

Kondisi persainan, baik di tingkat local maupun internasional, semakin ketat. perusahaan hanya dapat bertahan hidup jika terus mengembangkan pelayanan kepada masyarakat dengan menciptakan visual merchandising dan pelayanan yang kreatif dan unik. Mobilisasi seluruh aktivitas perusahaan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk memantapkan jaringan mengembangkan sistem informasi pasar ( marketing intelligence), dan informasi konsumen (consumer intelligence) secara aktif.

“Show Business”
There’s No Business
That’s Not Show Business

Tidak ada bisnis yang bukan Show Business
Dalam pemasaran saat ini tidak ada bisnis yang tidak mempertontonkan bisnisnya. Katakan selamat tinggal untuk business sepereti biasanya. Saat ini, untuk berhasil diperlukan SHOW BUSINESS yang merupakan atraksi visual dalam mempresentasikan dan menebar pesona public
(Rudy Jusup Sutiono dalam Visual merchandising attraction)