Tuesday, December 20, 2011

Membudayakan Etos KErja

TOTO TASMARA

PENDAHULUAN

Setiap pribadi muslim harus meyakini bahwa nilai iman akan terasa kelezatannya apabila secara nyata dimanifestasikan dalam bentuk amal saleh atau tindakan kreatif dan prestatif. Iman merupakan energi batin yang memberi cahaya pelita untuk mewujudkan identitas dirinya sebagai bagian dari umat yang terbaik "kuntum khairu ummat, ukhrijat linnaas” (Ali Imran :104)

Nabi saw pernah bersabda “ Yang dinamakan iman itu ialah apabila kau meyakini di dalam hati, menyatakannya dengan lisan,dan melaksanakannya dengan perbuatan (Al Hadits)

Kita disadarkan bahwa Islam bukanlah sekedar seperangkat konsep normatif ideal melainkan juga suatu bentuk praktik dari amal aktual , amal yang nyata. Islam bukan sekedar agama langit melainkan sekaligus agama yang dapat membumi(workable) Penghargaan Islam terhadap budaya kerja bukan hanya sekedar pajangan alegoris, penghias retorika, pemanis bahan pidato, indah dalam pernyataan tetapi kosong dalam kenyataan. Bekerja yang didasarkan pada,prinsip-prinsp iman bukan saja menunjukkan fitrah seorang muslim melainkansekalgus meninggikan martabat diriny sebagai abdullah yang rindu untuk menjadikan dirinya sebagai sosok yang bisa dipercaya.

Kesadaran bekerja bagi seorang muslim harus diringi oleh tujuan untuk menghasilka ssesuatu yang bermanfaat(shalih) yang kemudian menghasilkan sesuatu perbaikan (ishlah, improvement) untuk meraih nilai yang lebih bermakna. Bagi seorang muslim, makna bekerja berarti niat yang kuat untuk mewujudkan hasil kerja yang optimal. Dengan cara pandang seperti ini, sadarlah bahwa setiap muslim tidak akan bekerja secara asal-asalan.. Hal ini karena kesadaran bekerja secara produktif serta dilandasi semangat tauhid dan tanggung jawab uluhiah merupakan salah satu ciri yang khas dari karekter atau kepribadaian seorang muslim.

APA YANG DIMAKSUD DENGAN ETOS KERJA?

Etos berasal dari bahasa Yunani (Ethos) yang memiliki arti . 1. Sikap,kepribadian ,watak .karakter seta keyakinan atas sesuatu. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya serta sistem nilai yang diyakininya.Dari kata Etos dikenal pula kata etika,etiket yang hampir mendekati pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral) ,sehingga dalam etos terkandung gairah atau semangat yang amat kuat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal,lebih baik dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin. Sikap seperti ini dikenal dengan ihsan. Senada dengan ihsan, di dalam alQur’an ditemukan pula kata itqan yang berarti proses pekerjaan yang sangat sungguh-sungguh,akurat, dan sempurna ( An Naml:88)

2. Etos menunjukkan pula sikap dan harapan seseorang(Raja’).Di dalam harapan tersimpan kekuatan dahsyat di dalam hatinya yang terus bercahaya,sehingga menyedot seluruh perhatiannya.Mereka yang ingin mewujudkan harapan atau cita-citanya memiliki sikap ketabahan yang sangat kuat,tidak gampang menyerah atau berganti haluan dari arah yang telah diyakininya karena mereka meyakini firman Allah dalam surat An Nahl :92 …”Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali.”

Etos kerja muslim adalah semangat untuk menapaki jalan yang lurus.

Sedangkan bentuk pekerjaan dapat dikategorikan pada 2 aspek berikut :

1. Aktivitas yang terdorong untuk mewujudkan sesuatu sehingga tumbuh rasa tanggungjawab yang besar untuk menghasilkan karya atau produk yang berkualitas. Baginya bekerja adalah ibadah,sebuah upaya untuk menunjukkan perfomance hidupnya di hadapan Illahi.

2. Apa yang dilakukan karena kesengajaan,sesuatu yang direncanakan .Karena didalamnya terkandung suatu gairah semangat untuk mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga hasilnya akan memberikan kepuasan dan manfaat.

Makna “bekerja” bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh dengan mengerahkan seluruh aset,pikit dan zikirnya untuk mengaktualisasikan atau menampakkan dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagaian dari masyarakat yang terbaik atau dengan kata lain bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya (QS Al Kahfi : 7)

Etos Kerja Muslim dapat didefinisikan sebagai bentuk kepribadian yang melahirkan keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu bukan saja memuliakan dirinya,menampakkan kemanusiannya melainkan juga sebagai manifestasi dari amal saleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.

Untuk membentuk watak generasi yang memiliki etos kerja yang tinggi tidaklah cukup hanya dengan pemberian nasihat tetapi juga dibutuhkan dua perangkat pembelajaran yaitu

1. Reward and penalty(cara belajar instrtumental)

2. Modelling (Keteladanan atau cara belajar observational) dengan menyampaikan beberapa pesan antara lain sbb:

- Bekerja adalah ibadah dan amanah dan Allah sangat mencintai orang yang bekerja.

- Menumbuhkan gerak kreativitas untuk mengembangkan dan memperkaya serta memperluas bidang pekerjaannya

- Menumbuhkan rasa malu hati yang mendalam jika pekerjaannya tidak dilaksanakan dengan baik.



Dengan berfikir seperti ini setiap pribadi muslim adalah tipikal manusia yang terus meronta, gelisah dan berfikir keras untuk secara dinamis mencari terobosan dan inocvasi serta aktivitas yang penuh arti dalam bentuk dinamika ,kreativitas yang terus mengalir tanpa kenal lelah.

Menumbuhkan etos kerja mulailah dengan merubah cara berfikir dengan merujuk kepada Alqur’an sehingga jadilah diri kita sebagai seorang yang selalu berfikir atas petunjuk Illahi.



KECANDUAN BERAMAL SHALEH

25 CIRI ETOS KERJA MUSLIM

Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang berlandaskan pada suat keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu ibadah dan berprestasi itu indah.Seorang muslim sangat kecanduan untuk beramal saleh. Ada semacam dorongan yang sangat luar biasa untuk memenuhi hasrat memuaskan dahaga jiwanya yang hanya terpenuhi bila dia berbuat kesalehan tsb, yaitu :
1. Kecanduan terhadap waktu

Waktu adalah ladang kehidupan,kewajiban kita adalah menebar benih di atas ladang sang waktu untuk kemudian menikmatinya. Bila kita malas bersiaplah untuk memetik buah kemiskinan .Bila kita menanam kerja keras bersiaplah menuai keberhasilannya. Seorang muslim bagaikan kecanduan waktu. Dia tidak mau ada waktu yang hilang dan terbuang tanpa makna. Seseorang yang memiliki etos kerja sadar bahwa kehadirannya dimuka bumi bukanlah sekedar untuk ”being” melainkan ada semangat yang menggelora untuk mengisi waktu menuju kepada tingkatan becoming dan akhirnya memperoleh nilai disisi Allah dan menjadi bagian dari khairu ummah.

2. Memiliki moralitas yang bersih (Ikhlas)

Salah satu kompetensi moral yang dimiliki seseorang yang berbudaya kerja islami adalah nilai keikhlasan. Ikhlas merupakan bentuk bentuk dari cinta,bentuk kasih sayang dan pelayanan tanpa ikatan. Mereka memandang tugasnya sebagai pengabdian, sebuah keterpanggilan untuk menunaikan tugas-tugasnya sebagai salah satu bentuk amanah yang seharusnya demikian mereka lakukan. Segala sesuatu yang mengotori tugas dirinya berarti menghianati cinta dan karenanya berubah menjadi penghianatan terhadap amanah.

3. Kecanduan kejujuran

Prilaku jujur adalah prilaku yang diikuti oleh sikap tanggungjawab atas apa yang diperbuatnya tersebut atau integritas. Integritas dan kejujuran bagaikan dua sisi mata uang. Seseorang tidak cukup hanya memiliki keikhlasan dan kejujuran tetapi dibutuhkan pula nilai pendorong lainnya yaitu integritas. Akibatnya mereka siap menghadapi resiko dan seluruh akibatnya akan dihadapi dengan gagah berani. Budaya kerja islami sangat mendorong untuk melahirkan seseorang yang profesional sekaligus memiliki integritas yang tinggi.

4. Memiliki komitmen (Aqidah,Aqad,I’tiqad)

Komitmen adalah keyakinan yang mengikat (aqad) sedemikian kukuhnya sehingga membelenggu seluruh hati nuraninya dan kemudian menggerakkan prilaku menuju arah tertentu yang diyakininya (I’tiqad). Daniel Goldman penulis buku laris “Working with Emotional Intellegence” melaporkan hasil penelitiannya, “Orang yang berkomitmen adalah para warga perusahaan teladan.Mereka bersedia menempuh perjalanan lebih panjang dan berjuang keras menghadapi tekanan dan tantangan , Goldman mengindentifikasikan ciri-ciri orang yang berkomitmen antara lain sbb:
- Siap berkorban demi pemenuhan sasaran perusahaan yang lebih penting
- Merasakan dorongan semangat dalam misi yang lebih besar
- Menggunakan nilai-nilai kelompok dalam pengambilan keputusan dan penjabaran pilihan-pilihan
Dalam komitmen tergantung sebuah tekad,keyakinan yang melahirkan bentuk vitalitas yang penuh gairah. Mereka yang memiliki komitmen tidak mengenal kata menyerah,hanya akan berhenti bila kematian datang atau kiamat tiba.

5. Istiqomah,Kuat Pendirian

Pribadi muslim yang profesional dan berakhlak memiliki sikap konsisten yaitu kemampuan untuk bersikap secara taat asas,pantang menyerah dan mampu mempertahankan prinsip serta komitmennya walau harus berhadapan dengan resiko yang membahayakan dirinya. Seorang yang istiqamah tidak mungkin berubah dan berbelok arah betapapun godaan untuk mengubah tujuan begitu memikatnya.

6. Kecanduan Disiplin

Disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dengan tenang dan tetap taat walaupun dalam situasi yang sangat menekan.Pribadi yang berdisiplin sangat berhati-hati dalam mengelola pekerjaan serta penuh tanggungjawab memenuhi kewajibannya. Disiplin adalah kebiasaan positif yang harus terus dipupuk dan ditingkatkan dari waktu ke waktu.

7. Konsekuen dan berani menghadapi tantangan (Challenge)

Orang yang konsekuen mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan mengelola emosinya menjadi daya penggerak positif untuk menapaki keyakinannya.

8. Memiliki sikap Percaya Diri

Percaya diri melahirkan kekuatan ,keberanian dan tegas dalam bersikap. Berani mengambil keputusan yang sulit walaupun harus membawa konsekuensi berupa tantangan atau penolakan. Orang yang pecaya diri angkas mengambil keputusan tanpa tampak arogan atau defensif dan mereka teguh mempertahankan pendiriannya. Sikap percaya diri memiliki ciri-ciri antara lain :
- Berani untuk menyatakan pendapat atau gagasannya sendiri walaupun hal tsb beresiko tinggi.
- Mampu menguasai emosinya walaupun berada dalam tekanan berat.
- Memiliki independensi yang sangat kuat sehingga tidak mudah terpengaruh oleh sikap orang lain walaupun pihak lain adalah mayoritas.

9. Kreatif

Pribadi muslim yang kreatif selalu ingin mencoba metode atau gagasan baru dan asli sehingga hasil yang diharafkan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Goldman merangkum ciri-ciri orang yang kreatif (staf performer) antara lain sbb :

- Memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi
- Komitmen terhadap misi dan visi perusahaan atau kelompok
- Inisiatif dan optimisme
Adapun karakteristik orang yang kreatif menurut Pengarang dapat terpenuhi melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
- Keterbukaan
- Pengendapan
- Reproduksi
- Evaluasi
- Pengembangan diri

10. Bertanggungjawab

Taqwa merupakan bentuk rasa tanggungjawab yang dilaksanakan dengan penuh rasa cinta dengan menunjukkan amal prestatif di bawah semangat pengharapan ridha Allah. Tanggungjawab = menanggung dan memberi jawaban. Pengertian taqwa dapat ditafsirkan sebagai tindakan bertanggungjawab dapat didefinisikan sebagai sikap dan tindakan seseorang di dalam menerima sesuatu sebagai amanah;dengan penuh rasa cinta ia menunaikannya dalam bentuk pilihan-pilihan yang melahirkan amal prestatif.

11. Bahagia karena melayani

12. Memiliki jiwa kepemimpinan

13. Memiliki orientasi ke masa depan

14. Hidup hemat dan efisien

15. Memiliki jiwa wiraswasta

16. Memiliki harga diri

17. Memiliki Insting bertanding

18. Keinginan untuk mandiri

19. Kecanduan belajar dan haus mencari ilmu

20. Memiliki semangat perantauan

21. Memperhatikan kesehatan dan gizi

22. Tangguh dan pantang menyerah

23. Berorientasi pada produktivitas

24. Memperkaya jaringan silaturahmi

25. Memiliki semangat perubahan

Penutup Mereka yang beretos kerja memiliki semangat untuk memberikan pengaruh positif kepada lingkungannya. Keberadaan dirinya diukur oleh sejauh mana potensi yang dimilikinya memberikan makna dan pengaruh yang mendalam pada orang lain. Keberadaannya memberikan pengaruh dan memberikan makna bagi kehidupan.

0 comments:

Post a Comment